KERKHOFF DI DESA SEMANDING, GOMBONG
Beberapa
ratus meter dari benteng Van der Wick ke arah Timur ada areal pemakaman
Belanda (Kerkhoff) yang saat ini sudah bercampur dengan makam penduduk.
Areal pekuburan Belanda ini tidak jauh dari lingkungan rumah penduduk.
Namun areal pekuburan ini tidak bisa disebut secara resmi Kerkhoff
karena telah bercampur dengan lokasi pekuburan warga masyarakat di
sekitarnya.
Penjaga
makam saat ini dipercayakan pada seorang kakek berusia 78 tahun bernama
Karmin. Lelaki renta itu menemani penulis sekedar berkeliling lokasi
pekuburan dan memberikan informasi yang dia tahu mengenai keberadaan
kuburan Belanda tersebut.
Kondisi
areal pemakaman Belanda ini sungguh memprihatikan dan tidak terawat.
Semak-semak tinggi menutupi sejumlah lokasi pekuburan Belanda. Banyak
situs penting hilang dan rusak karena faktor kelalaian dan kejahatan.
Faktor kelalaian adalah kurangnya pihak-pihak terkait yang bertanggung
jawab dengan keberadaan makam tersebut dimana ada sejumlah makam yang
jatuh ke sungai karena tergerus abrasi air sungai. Sementara faktor
kejahatan adalah pencurian situs makam al., patung-patung dan
batu-batuan tertentu.
Melihat
eksistensi Kerkhoff yang berkaitan dengan keberadaan Benteng Van der
Wijk dan satu-satunya di wilayah Gombong, Kebumen maka sudah selayaknya
pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait dapat melakukan pengelolaan
Kerkhoff menjadi bagian situs budaya penting yang dilindungi.
Berkaca dari keberadaan Kerkhofflan
(sekarang Taman Prasasti di Tanah Abang) di zaman Belanda saat ini
dijadikan lokasi museum dan cagar budaya yang dikelola pemerintah[1]
atau belajar dari keberadaan Kerkhoff Peutjoet di Banda Aceh yang
dijadikan situs cagar budaya oleh sebuah yayasan di Belanda yang
anggotanya eks marsose Belanda[2], maka keberadaan Kerkhoff di sekitar
Benteng Van der Wick dapat dijadikan lokasi cagar budaya yang dilindungi
dan dikelola dengan lebih profesional sehingga dapat memperkenalkan
pada para pengunjung bentuk-bentuk pekuburan Belanda.
Yang
menarik saat penulis berjalan mengelilingi areal pemakaman Belanda,
ternyata ada sejumlah nama beretnis Tionghoa yang dikebumikan di sana
dengan topi baca diletakkan di atas pusaranya. Namanya Liem Tjoen Sioe
Fx Joesi Utomo. Tetulis dalam nisan informasi Pelda Purn Polri lahir
04-06-1928 dan wafat 26-07-1985).
Bisa jadi
beliau dahulunya pejuang kemerdekaan yang berkarir paska kemerdekaan
sebagai polisi atau hanya polisi beretnis Tionghoa, namun keberadaan
makam beliau memberikan petunjuk bahwa etnis Tionghoa pun dahulu ada
yang terlibat dalam perjuangan dan mengambil karir sebagai polisi dan
tidak membatasi diri hanya di bidang perdagangan. Perjuangan kemerdekaan
merupakan tugas seluruh elemen masyarakat, apapun etnisnya. Pusara
polisi beretnis Tionghoa ini memberikan bukti keterlibatan dalam
perjuangan melawan penjajah.
Di bagian
lain areal pemakaman ada satu lokasi pemakaman yang agak berbeda dan
menyolok sendiri dengan nama Van der Rust Plast dan tertulis data 1910.
Nampaknya tulang belulangnya sudah di bawa oleh anggota keluarganya ke
Belanda namun sayangnya lokasi makam yang kosong dijadikan pembuangan
sampah oleh warga setempat. Nampak sekali kurangnya kesadaran masyarakat
untuk menghormati lokasi makam bersejarah dan kurangnya pengawasan
pihak-pihak terkait dengan keberadaan Kerkhoff tersebut.
Kiranya
pemerintah daerah dan pihak-pihak pengelola yang terkait dengan
keberadaan Benteng Van der Wick dapat mempertimbangkan keberadaan
Kerkhoff menjadi bagian situs cagar budaya yang dilindungi dan dirawat
demi pelestarian pengetahuan sejarah bagi anak cucu kita.
END NOTES
[1] Museum Taman Prasasti
http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Taman_Prasasti
[2] Makam Kerkhoff Belanda di Banda Aceh
http://publichealth29.blogspot.com/2013/01/makam-kerkhoff-belanda-di-banda-aceh.html
0 Response to " KERKHOFF DI DESA SEMANDING, GOMBONG"
Posting Komentar
follow my twitter @akhmadraauf
yang punya blog wajib comen langsung comen back
yang follow blogku langsung di comen back
comen disini bebas