Adz-Dzahabiy
rahimahullah mempunyai penjelasan yang menarik pada bahasan yang tertera dalam judul. Beliau rahimahullah
saat menyebutkan perkataan ulama besar madzhab Maalikiyyah, Ibnu Abi Zaid rahimahullah
:
وأنه تعالى فوق عرشه المجيد بذاته وأنه
في كل مكان بعلمه
“Dan
bahwasannya Allah ta’ala di atas ‘Arsy-Nya yang mulia dengan Dzat-Nya,
dan ia berada di setiap tempat dengan ilmu-Nya”.[1]
وقد تقدم مثل هذه العبارة عن أبي جعفر بن
أبي شيبة وعثمان بن سعيد الدارمي وكذلك أطلقها يحيى بن عمار واعظ سجستان في رسالته
والحافظ أبو نصر الوائلي السجزي في كتاب الإبانة له فإنه قال وأئمتنا كالثوري
ومالك والحماد وابن عيينة وابن المبارك والفضيل وأحمد وإسحاق متفقون على أن الله
فوق العرش بذاته وأن علمه بكل مكان
وكذلك أطلقها ابن عبد البر كما سياتي
وكذا عبارة شيخ الإسلام أبي إسماعيل
الأنصاري فإنه قال وفي أخبار شتى أن الله في السماء السابعة على العرش بنفسه وكذا
قال أبو الحسن الكرجي الشافعي في تلك القصيدة
عقائدهم أن الإله بذاته ... على عرشه مع
علمه بالغوائب
وعلى هذه القصيدة مكتوب بخط العلامة تقي
الدين بن الصلاح هذه عقيدة أهل السنة وأصحاب الحديث
وكذا أطلق هذه اللفظة أحمد بن ثابت
الطرقي الحافظ والشيخ عبد القادر الجيلي والمفتي عبد العزيز القحيطي وطائفة
والله تعالى خالق كل شيء بذاته ومدبر
الخلائق بذاته بلا معين ولا مؤازر
وإنما أراد ابن أبي زيد وغيره التفرقة
بين كونه تعالى معنا وبين كونه تعالى فوق العرش فهو كما قال ومعنا بالعلم وأنه على
العرش كما أعلمنا حيث يقول الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
وقد تلفظ بالكلمة المذكورة جماعة من
العلماء كما قدمناه. وبلا ريب أن فضول الكلام تركه من حسن الإسلام
“Telah berlalu perkataan
semisal dari Abu Ja’far bin Abi Syaibah dan ‘Utsmaan Ad-Daarimiy. Begitu juga hal
tersebut diungkapkan oleh Yahyaa bin ‘Ammaar, penasihat negeri Sijistaan, dalam
risalahnya, Al-Haafidh Abu Nashr Al-Waailiy As-Sijziy dalam kitabnya yang
berjudul Al-Ibaanah, dimana ia berkata : ‘Dan para imam kami seperti
Ats-Tsauriy, Maalik, Hammaad, Ibnu ‘Uyainah, Ibnul-Mubaarak, Al-Fudlail, Ahmad,
dan Ishaaq telah bersepakat bahwasannya Allah berada di atas ‘Arsy dengan
Dzat-Nya, dan ilmu-Nya berada di setiap tempat’.
Dan begitu juga yang
diungkapkan oleh Ibnu ‘Abdil-Barr sebagaimana akan datang penjelasannya.
Dan begitu pula perkataan
Syaikhul-Islaam Abu Ismaa’iil Al-Anshaariy yang berkata : ‘Dalam khabar-khabar
yang berlainan disebutkan bahwa Allah berada di atas langit yang tujuh di atas ‘Arsy
dengan diri-Nya’.
Begitu pula yang dikatakan oleh
Abul-Hasan Al-Karjiy Asy-Syaafi’iy dalam qashidah berikut :
‘Aqidah mereka menyatakan bahwa
Tuhan dengan Dzat-Nya
di atas ‘Arsy-Nya, (dan) bersama ilmu-Nya terhadap hal-hal
yang ghaib
Dan bersamaan dengan qashidah
ini tertulis khath (tulisan tangan) Al-‘Allaamah Taqiyyuddiin
Ibnu Shalaah. Ini adalah ‘aqidah Ahlus-Sunnah dan ahli hadits.
Dan begitu pula lafadh ini dikatakan
oleh Ahmad bin Tsaabit Ath-Thuraqiy Al-Haafidh, Asy-Syaikh ‘Abdul-Qaadir
Al-Jiiliy, mufti ‘Abdul-‘Aziiz Al-Qahiithiy, dan sekelompok ulama yang
lain. Allah ta’ala adalah Pencipta segala sesuatu dengan Dzat-Nya, Pengatur
makhluk-makhluk dengan Dzat-Nya, tanpa pembantu dan penolong.
Yang diinginkan oleh Ibnu Abi
Zaid dan ulama lainnya adalah adanya
perbedaan antara keberadaan Allah ta’ala bersama kita dan keberadaan-Nya
ta’ala di atas ‘Arsy. Maka, Allah adalah sebagaimana yang Ia firmankan
(atas diri-Nya), Ia bersama kita dengan ilmu-Nya, dan Ia (tetap) berada di atas
langit sebagaimana yang telah Ia beritahukan kepada kita dalam firman-Nya : ‘Allah
Yang Maha Pengasih beristiwaa’ di atas ‘Arsy’ (QS. Thaha : 5).
Sekelompok ulama telah
mengucapkan dengan kalimat tersebut sebagaimana yang telah kami jelaskan
sebelumnya. Dan tidak diragukan lagi, bahwa menambah perkataan yang tidak
diperlukan, maka meninggalkannya termasuk kebaikan dalam Islam.....”
[selesai kutipan dari Mukhtashar
Al-‘Ulluw, hal. 255-256].
Perkataan Adz-Dzahabiy yang
terakhir di atas bukan untuk menolak makna yang ada dalam frase ‘bi-dzaatihi’, karena ia sendiri mengakuinya sebagaimana tergambar dalam kalimat-kalimat sebelumnya. Akan tetapi menurutnya penambahan
frase ini tidak diperlukan karena maknanya sudah tercakup dalam keumuman dalil-dalil
yang ada.
Wallaahu a’lam.
Semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – perumahan
ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor - 09111434/14092013 – 21:00].
Baca juga artikel terkait : Ketinggian
Allah ta’ala di atas Semua Makhluk-Nya.
[1] Ar-Risaalah hal. 20, cetakan Maroko. Dan perkataan semisal
disebutkan dalam Mukhtashar Al-Mudawwanah karangannya, sebagaimana
terdapat dalam Al-Juyuusy Al-Islaamiyyah hal. 54 yang di dalamnya
terdapat bantahan terhadap orang yang mengingkari tetapnya lafadh ‘dengan
Dzat-Nya (bi-dzaatihi)’.
0 Response to "Penjelasan Adz-Dzahabiy tentang (Dzat) Allah di atas Langit"
Posting Komentar
follow my twitter @akhmadraauf
yang punya blog wajib comen langsung comen back
yang follow blogku langsung di comen back
comen disini bebas