MELIBATKAN POTENSI GEOGRAFIS DAN HISTORIS PADA KURIKULUM PENDIDIKAN DI KEBUMEN
Akhir-akhir
ini dunia pendidikan kembali disibukkan dengan kontroversi tentang
Kurikulum 2013. Berbicara mengenai kurikulum sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, maka selayaknya pelaksanaan kurikulum pendidikan
tidak hanya mengacu pada pola kebijakan kurikulum pemerintah pusat
melainkan harus melibatkan pada pengenalan wilayah di mana para siswa
didik bersekolah. Pola tersebut dinamakan kurikulum muatan lokal
(mulok). Gubernur Kalimantang Tengah, A. Teras Narang SH., dalam Seminar Pendidikan Transformatif: Menganggkat Nilai-nilai Kearifan Lokal Dalam Menyikapi Arus Globalisasi
di Universitas Kristen Indonesia (UKI) bulan September 2012 lalu
mengatakan bahwa kurikulum muatan lokal (mulok) adalah kurikulum
pendidikan yang berbasiskan berbagai potensi daerah, ciri khas daerah
dan keungulan daerah yang selanjutnya disebut kearifan lokal (local
wisdom" (Kurikulum Mulok Dibutuhkan Masyarakat,shnews.co).
Kabupaten
Kebumen memiliki potensi geografis dan potensi historis yang dapat
dijadikan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan baik di tingkat
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Atas sebagai
bagian dari kurikulum muatan lokal yang turut menyeimbangkan dengan
kurikulum nasional. Kita akan mengkaji secara singkat potensi geografis
dan potensi historis Kebumen.
Potensi Geografis
Kurang
lebih 20 km dari pusat kota Kebumen di wilayah utara membentang potensi
geografis berupa bentang alam berwujud bebatuan besar yang menurut para
ahli merupakan hasil benturan antara lempeng samudra dan lempeng benua
yang terjadi antara 65-120 juta tahun lalu. Wilayah tersebut tepatnya
berada di Karangsambung. Bebatuan yang menyebar di wilayah tersebut
memiliki nilai bagi studi Geologi. Tidak heran jika banyak ahli menyebut
kawasan Karangsambung sebagai "kotak hitam (black box) proses alam
semesta", "text book geologi", "Yellowstone Parknya Indonesia" (Pesona Situs Geologi Karangsambung, historyandlegacy-kebumen.blogspot.com).
Potensi Historis
Menelaah
keberadaan situs lingga dan yoni di desa Sumber Adi membuka wawasan kita
bahwa wilayah Kebumen telah dihuni oleh kelompok masyarakat yang lebih
tua dan memiliki peradaban yang tinggi pada Abad VIII Ms yang berasal
dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Siwa (Nilai dan Keberadaan Lingga dan Yoni di Desa Sumberadi, historyandlegacykebumen.blogspot.com).
Masih di
wilayah Sumberadi, eksistensi Pesantren Somalangu yang telah ada sebelum
keberadaan pemerintahan kolonial Belanda merupakan kekayaan historis
yang patut diperhitungkan. Dengan mendasarkan pada tarikh yang tertulis
pada prasasti batu zamrud seberat 9 kg tertulis "25 Sya'ban 879" atau "4
Januari 1475" (Ibid).
Pada masa
kejayaan kerajaan Mataram Islam, wilayah Kebumen biasa diidentifikasi
dengan sebutan "Bagelen dan Kedu" (J.J. Meinsma, Babad Tanah Djawi,
1847, p. 76-68). Wilayah yang pernah disinggung dalam beberapa literatur
Belanda dan Babad Tanah Jawi adalah "Bocor" (Buluspesantren). M.T.
Arifin menuliskan, "Daerah 'Bocor' merupakan salah satu bagian dari
Kabupaten Kebumen yang lain yang disebut-sebut sejarah, yang muncul
sebagai salah satu pusat otoritas politik pada akhir zaman Demak" (Dinamika Sejarah dan Sosial Budaya Kabupaten Kebumen,
Bahan dalam Workshop Penguatan Kapasitas DPRD, 15 Desember 2007, Hotel
Candisari, Karanganyar, hal 4). Pemimpin wilayah ini bernama Tumenggung
Bocor yang merupakan seorang kenthol (penguasa setempat) dan menjadi
pendukung pemerintahan Panembahan Senopati saat hendak melepaskan diri
dari Pajang. Tumenggung Bocor merupakan pemimpin tertinggi untuk tanah
Bagelen, sejak zaman Pajang hingga zaman pemerintahan Amangkurat I di
Mataram (Ibid., hal 5).
Nama
Panjer, dihubungkan dengan sebuah wilayah pemerintahan di wilayah
Kebumen masa kejayaan Sultan Agung. Ada Panjer Rooma dan ada Panjer
Gunung. Pada zamannya, Panjer menjadi wilayah penyedia logistik (lumbung
padi) pasukan Sultan Agung saat akan menyerang Batavia. Eksistensi
wilayah Panjer tidak bisa dilepaskan dari dua dinasti yang pernah
berkuasa namun pada akhirnya saling berseteru yaitu Dinasti Arung Binang
dan Dinasti Kolopaking. Perseteruan yang terjadi dikarenakan Adipati
Arungbinang bekerjasama dengan VOC untuk menumpas Adipati Kolopaking
yang mendukung Pangeran Diponegoro (P. Tirto Wenang Kolopaking, Sejarah Silsilah Wiraseba Banyumas, Ki Ageng Mangir - Kolopaking – Arungbinang, Yayasan Trah Kolopaking).
Di zaman
pemerintahan Hindia Belanda, wilayah Kebumen pernah didirikan pabrik
minyak kelapa yang dinamakan NV Oleifabrieken Insulinde pada tahun 1851
dan kemudian berubah nama menjadi Mexolie pada tahun 1926. Setelah
dinasionalisasi maka namanya berubah menjadi Sari Nabati. Namun pada
tahun 1986 pabrik minyak ini gulung tikar. Eksistensi bangunan ini tidak
jauh dari stasiun Kereta Api Kebumen (Pabrik Mexolie Pasok Kebutuhan Minyak Belanda, beritakebumen.info).
Di zaman
perang kemerdekaan, sejumlah wilayah di Kabupaten Kebumen al., jembatan
kereta api Renville di wilayah kelurahan Panjer untuk memperingati
perundingan Renville dikarenakan Belanda melanggar perjanjian
Linggarjati dengan melakukan penyerangan sampai Gombong pada tanggal 21
Juli 1947, Monumen Sidobunder, Puring untuk memperingati pertempuran 2
September 1947, Monumen Kemit di wilayah Gombong tidak jauh dari sungai
Kemit yang menjadi garis demarkasi Belanda dan Indonesia. Di wilayah ini
terjadi pertempuran yang menyebabkan gugurnya 7 polisi keamanan pada
tanggal 19 Desember 1948 (kebumen2013.com).
Di zaman
paska kemerdekaan, wilayah Kebumen menjadi sebuah wilayah konflik antara
TNI dan laskar-laskar Islam yang pernah terlibat dalam perjuangan
kemerdekaan yang berpusat di Somalangu dengan menewaskan ribuan orang
(Kuntowijoyo, Angkatan Oemat Islam: Beberapa Catatan Mengenai Gerakan Islam Lokal 1945-1950, dalam Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Mizan 1991).
Demikianlah
sekelumit pemetaan potensi geografis dan potensi historis di wilayah
Kebumen. Masih banyak lagi lapisan-lapisan peristiwa yang silih berganti
di tanah Kebumen sehingga menjadikan sebuah kesatuan peristiwa historis
yang melekat dengan wilayah Kebumen.
Mengapa Harus Menjadikan Bagian Dari Kurikulum?
Yang
dimaksudkan kurikulum di sini adalah kurikulum lokal sebagai tambahan
dari kurikulum yang ada dan telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Setiap lembaga sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas
selayaknya memiliki tim perumus yang bertugas menggali potensi geografis
dan potensi historis dengan melakukan studi literatur dan studi
lapangan untuk kemudian dituangkan secara sistematis menjadi sebuah buku
panduan ajar bagi siswa-siswi sekolah.
Apa nilai
dan manfaat menjadikan potensi historis dan potensi geografis wilayah
Kebumen menjadi bahan ajar dalam kurikulum pendidikan di setiap sekolah?
Pertama, mendekatkan anak didik dengan kekayaan historis dan geografis
di wilayahnya. Dari sini akan tumbuh pengenalan dan internalisasi yang
berujung pada membangun sikap kebanggaan akan asal-usul wilayahnya.
Kebanggaan akan membentuk kepribadian yang percaya diri sebagai seorang
anak yang lahir di wilayah yang memiliki nilai historis dan geografis.
Langkah ini pernah dilakukan oleh beberapa kalangan guru di Kebumen
dengan mengadakan Seminar Sehari Materi Kebumian Untuk Bahan Ajar (Materi Kebumian Didorong Untuk Bahan Ajar, kebumenkab.go.id).
Kedua,
mendorong anak didik untuk terlibat dalam menjaga dan membangun
wilayahnya dengan berbasis kekayaan geografis dan kekayaan sejarah.
Banyak anak-anak yang merantau dan meninggalkan kota Kebumen dengan
sebuah pandangan bahwa Kebumen tidak memiliki potensi yang dapat digali
sebagai sumber kemakmuran bagi dirinya. Namun dengan adanya kesadaran
bahwa mereka lahir di sebuah wilayah penting dan potensial, akan
mendorong mereka untuk mengembangkan wilayah mereka menjadi wilayah yang
maju dan berpengaruh sebagaimana pada masa lalu Kebumen menjadi wilayah
yang berpengaruh.
Kiranya
tulisan awal ini menjadi pembuka dan pendorong bagi para pendidik dan
pengambil keputusan untuk dapat mengejawantahkan opini ini menjadi
sebuah gerakan dan tindakan sistematis yang dikawal melalui regulasi
yang kuat sehingga menghasilkan sebuah buku pelajaran mengenai kebumen
ditinjau dari potensi geografis dan potensi historisnya.
Artikel ini pernah dimuat di mediaobsesi.com
http://www.mediaobsesi.com/berita-368-melibatkan-potensi-geografis-dan-historis-pada-kurikulum-pendidikan-di-kebumen.html
0 Response to " MELIBATKAN POTENSI GEOGRAFIS DAN HISTORIS PADA KURIKULUM PENDIDIKAN DI KEBUMEN"
Posting Komentar
follow my twitter @akhmadraauf
yang punya blog wajib comen langsung comen back
yang follow blogku langsung di comen back
comen disini bebas