EMETAKAN DAN MEMBENAHI SEKTOR RAWAN DI KEBUMEN
Dalam artikel saya yang berjudul, "Melibatkan Potensi Geografis dan Historis Pada Kurikulum Pendidikan di Kebumen",
telah diuraikan sejumlah potensi geografis dan historis yang dapat
dijadikan landasan dan acuan dalam kurikulum muatan lokal bagi para
peserta didik berikut tujuannya.
Dalam
kajian kali ini saya ingin mendeskripsikan sejumlah potensi-potensi
kerawanan di beberapa sektor yang masih terlihat signifikan di wilayah
Kebumen. Kita perlu mengenali bukan hanya sekedar potensi geografis dan
historis yang kita miliki untuk jadikan asset yang dapat dikembangkan
menjadi sebuah kekuatan. Sebaliknya, kita pun harus menakar dan mengukur
berbagai kelemahan yang masih terjadi untuk dibenahi baik oleh para
penggerak perubahan yang peduli dengan berbagai perubahan ke arah yang
lebih baik untk Kebumen maupun para pemangku kepentingan yang terkait
khususnya para pendidik dan pemerintahan setempat.
Memetakan Potensi Kerawanan
Beberapa
potensi kerawanan yang dapat saya petakan meliputi, kemiskinan, rawan
bencana, kejiwaan, HIV, pendidikan, wilayah singgah teroris. Saya akan
memetakan hal-hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan pemberitaan dari
koran lokal Kebumen Ekspres dan diperkuat beberapa koran lokal atau
nasional lainnya sbb:
Angka Kemiskinan Masih Tinggi
"Jumlah
warga miskin di Kabupaten Kebumen masih cukup tinggi. Tingkat
kemiskinan di Kabupaten Kebumen pada 2011 mencapai 24,06%, masih di atas
rata-rata Provinsi Jawa Tengah sebesar 16,21% tahun 2011 dan separuh
dari rata-rata nasional sebesar 12,49%. Demikianlah dikatakan kepala
bidang kesejahteraan rakyat BAPEDDA Provinsi Jawa Tengah, Bambang
Setiabudi, SH.,MM., disela-sela Musrenbag Kabupaten Kebumen di Aula
Setda Kebumen, selasa (19/3)" - (Angka Kemiskinan Tetap Tinggi,
Kebumen Ekspres 20 Maret 2013 hal 1). Kutipan data dan pernyataan di
atas masih tidak bergeser sejak saya mengumpulkan data pada tahun 2003.
Dalam wawancara Suara Merdeka dengan Agus Bob Sarwo Edi, fasilitator
kabupaten Kebumen untuk P2TPD (Program Prakarsa Pembaruan Tata
Pemerintahan Daerah) memberikan penjelasan ketika ditanya mengapa Bank
Dunia dan Bappenas mengikutsertakan Kebumen ke P2TPD. salah satu dari
beberapa jawaban Agus adalah "masih tingginya angka kemiskinan".
Selengkapnya jawaban Agus, "Masih tingginya angka kemiskinan. daerah
yang kini memiliki 26 kecamatan ini berpenduduk 1,2 juta jiwa.
Berdasarkan data BKKBN Kebumen, angka kemiskinan 32,16%. Artinya, satu
dari tiga keluarga di Kebumen masih miskin" (Satu dari Tiga Keluarga di Kebumen Miskin, Suara Merdeka, 31 Juli 2003).
Daerah Rawan Bencana
"Kabupaten
Kebumen menempati urutan ketiga daerah yang memiliki resiko bencana di
wilayah Propinsi Jateng. Berdasarkan indeks resiko Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, Kabupaten Kebumen memiliki skor 113. Pada urutan
pertama ditempati Kabupaten Cilacap dengan skor 132 dan disusul
Banyumas dengan skor 123. Hal itu diungkapkan wakil Bupati Djuwarni
AmPd., di Balai Kelurahan Gombong, Rabu (6/2). Menurut Djuwarni, pada
lingkup nasional, indeks resiko bencana Kabupaten Kebumen berada pada
peringkat ke 12 se-Indonesia. Kondisi geografis dan topografis yang
cukup beragam serta dengan kemiringan tanah datar sehingga curam dan
ketinggian antara nol sampai 997,5 mdpl menjadikan Kabupaten Kebumen
berisiko terhadap berbagai bencana, papar Wabup" (Kebumen Rangking Tiga Rawan Bencana, Kebumen Ekspres, 8 Februari 2013)
Gangguan Kejiwaan Tinggi
"Kabupaten
Kebumen menduduki peringkat ke-2 alias runner up dalam hal jumlah
penderita gangguan jiwa di Jawa Tengah. Terhitung sampai Desember 2011,
jumlah penduduk Kebumen yang mengalami gangguan jiwa mencapai 946 jiwa" (Dua Puskesmas Ditunjuk Tangani Kesehatan Jiwa, Suara Kedu dalam Suara Merdeka, 18 April 2012, hal 23).
Peningkatan Penyakit HIV
"Kasus
HIV/AIDS di Kebumen tergolong tinggi. Bahkan ditingkat Provinsi Jawa
Tengah, Kebumen menduduki rangking ketiga terbanyak kasus HIV/AIDS nya.
Hingga bulan Maret 2013 ini, tercatat ada 214 kasus. Dari jumlah
tersebut 69 orang telah meninggal dunia. Siti Nuriatun Fauziah S.Ag.,
Msi, Kepala Bagian Kesra Setda Kebumen & Sekretaris Komisi
Penanggulangan AIDS daerah (KPAD) dalam Sosialisasi HIV/AIDS dan
pembentukan Warga Peduli AIDS (WPA) Kecamatan Petanahan: 'Di Kecamatan
Petanahan sampai bulan ini tercatat ada 18 kasus dan dari jumlah
tersebut 10 orang telah meninggal dunia...Jumlah kasus HIV/AIDS di
Kebumen dari tahun ke tahun meningkat'. Demikian pula ditegaskan oleh
Marlina Indrianingrum SKM M.Kes, kepala UPT Puskesmas Petanahan:
'Pengidap HIV/AIDS adalah kaum perempuan dan beberapa laki-laki yang
masih berusia produktif...Salah satu penyebab banyaknya temuan kasus
HIV/AIDS di wilayah pesisir diduga akibat perselingkuhan'. Menurutnya,
di daerah tersebut banyak terjadi salah satu pasangan pergi merantau.
Sedangkan pasangan yang ditinggalkan diketahui banyak yang melakukan
perselingkuhan..." (Kecamatan Petanahan Tertinggi Kasus HIV/AIDS, Kebumen Ekspres, 7 Mei 2013, hal 3).
Kompetensi dan Karakter Pendidik Masih Rendah
"Berdasarkan
hasil pengamatan Lembaga Pemantau Hasil Pendidikan (LPHP) Kebumen, 80
persen guru di Kebumen belum melaksanakan tugas mengajarnya dengan
serius. Sebagian besar mereka masih hanya menggugurkan kewajiban kerja
atau mengejar gaji lewat sertifikasi...Berdasarkan pengkajian
lembaganya, kondisi tersebut diakibatkan kurangnya kesadaran tenaga
pendidik dalam melaksanakan kewajiban untuk mendidik murid" (80 Persen Guru Belum Serius Mengajar, Kebumen Ekspres, 30 Mei 2013).
Sertifikasi
yang saat ini gencar-gencarnya digalakkan pemerintah memang tidak
berbanding lurus dengan kompetensi dan karakter para pendidik yang
mengikuti program sertifikasi. Kompas melaporkan, "Program
sertifikasi guru oleh pemerintah belum meningkatkan prestasi guru dan
siswa secara signifikan. Sertifikasi guru hanya efektif meningkatkan
minat kaum muda memilih pendidikan sebagai calon guru. Demikian kajian
Bank Dunia terhadap pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2009, 2011 dan
2012 yang dipaparkan Mae Chu Chang, Head of Human Development Sector
Indonesia pada pertemuan organisasi guru ASEAN di Denpasar. Penelitian
di 240 SD dan 120 SMP meliputi 3000 dan 90.000 siswa" (Sertifikasi Guru Tak Angkat Prestasi, Kompas 18 Desember 2012, hal 12).
Kompetensi Mahasiswa Masih Rendah
"Sekitar
90 persen mahasiswa di Kebumen, diyakini masih menyia-nyiakan media
internet dan belum memanfaatkannya dengan maksimal. Hal itu disampaikan
dalam acara diskusi dengan tema 'Revolusi Dakwah Melalui Teknologi',
Selasa (28/5)...Dalam materinya Abduh Hisyam menyampaikan, masih banyak
mahasiswa yang menggunakan teknologi internet hanya untuk sekedar
facebookan, twitteran dan semacamnya. dalam menggunakan facebook,
twitteran dan semacamnya, kebanyakan hanya untuk curhat, mengeluh, gosip
dan menyampaikan hal-hal yang tidak terlalu penting lainnya. Padahal
saat ini, internet hampir menjadi kebutuhan masyarakat setiap hari" (90% Mahasiswa Diyakini Sia-siakan Internet, Kebumen Ekspres, 29 Mei 2013).
Kompetensi
yang rendah dari para mahasiswa tentu saja tidak menguntungkan bagi
penyerapan dunia kerja karena mereka minim kemampuan khususnya
teknologi. Tidak mengherankan saat Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Muhaimin Iskandar mengutip data statistik dari Badan Pusat
Statistik yang menyatakan bahwa jumlah pengangguran sarjana atau
lulusan universitas pada Februari 2013 mencapai 360 ribu orang atau 5,05
persen dari total penganguran yang mencapai 7,17 juta orang (360.000 Sarjana Jadi Pengangguran, Kebumen Ekspres, 30 Mei 2013).
Wilayah Singgah Teroris
Beberapa
waktu lalu (9 Mei) warga Kebumen dikejutkan dengan aksi baku tembak dan
penyergapan oleh pihak kepolisian dan pelaku teroris di Desa Ungaran,
Kecamatan Kutowinangun dengan menghasilkan korban tewas dipihak teroris 3
orang dan 4 orang ditangkap oleh Densus 88 (3 Tewas 4 Ditangkap: Penyergapan Teroris di Kebumen,
Kebumen Ekspres, 10 Mei 2013, hal 1). Apa yang terjadi di Ungaran tidak
berdiri sendiri melainkan ada kaitannya dengan beberapa kejadian
sebelunya pada tahun 2010. AKBP Heru Trisasono, Kapolres Kebumen pernah
memberikan pernyataan mengenai penyusupan teroris sbb: "Yang pertama pada 2010, polisi ditembak mati di Polsek Prembun dan yang terakhir yang di Kutowinangun kemarin" (Kapolres: Teroris Nodai Kebumen,
Kebumen Ekspres, 17 Mei 2013). Sekalipun keberadaan teroris bukan warga
Kebumen dan hanya singgah di Kebumen untuk merampok bank guna
penyediaan dana membuat aksi-aksi teroris tidak serta merta menunjukkan
identitas Kebumen terkait terorisme namun ini menjadi pelajaran untuk
waspada bahwa bukan tidak mungkin di lain kesempatan para pelakuk
teroris menargetkan lagi wilayah Kebumen sebagai wilayah transisi.
Membenahi Potensi Kerawanan
Dengan
memetakan beberapa sektor rawan di beberapa ranah penting di atas, tentu
memudahkan kita melihat kelemahan dan ancaman serta bahaya dalam jarak
yang dekat maupun jarak yang jauh. Dengan demikian berbagai pihak
terkait khususnya pemangku kepentingan dan aktivis yang peduli dengan
pembangunan kota Kebumen dapat sesegera mungkin melakukan tindakan
analitis dan antisipatif serta penangganan.
Apalah
artinya jika Kebumen memiliki potensi geografis dan potensi historis
yang dapat dijadikan modal dasar membangun sumber daya manusia melalui
kurikulum pendidikan jika sektor-sektor rawan di atas masih dibiarkan
terjadi dan tidak ditanggulangi dengan baik?. Apalagi jika dihubungkan
dengan lembaga pendidikan sebagai lembaga formal yang diharapkan
membentuk siswa didik yang cerdas dan terampil namun masih juga
dilapangan ditemukan data bahwa para mahasiswa tidak memanfaatkan
teknologi dengan baik dan para pendidik belum mengajar dengan dedikasi
dan kompetensi yang memadai. Sebagai pembanding adalah peran pemuda dan
media sosial dalam melakukan perubahan dan revolusi di negara-negara
Arab sepanjang tahun 2011 sebagaimana diulas Dahono Fitriyanto, "Bukan
rahasia lagi, kemajuan teknologi komunikasi berperan sangat besar dalam
berkobarnya revolusi di dunia Arab saat ini. Jejaring sosial di dunia
maya, seperti Facebook, Twitter, Youtube dan Flickr; disebut-sebut
berada dibalik meluasnya demonstrasi antipemerintah, yang sejauh ini
sudah menggulingkan dua presiden bertangan besi" (Dahono Fitriyanto, Teknologi dan Kebangkitan 'Generasi Keajaiban, Kompas 25 Februari 2011, hal 47).
Bagaimana
generasi cerdas dan kompetitif akan dihasilkan jika tingkat kemiskinan
dan gangguan kejiwaan masih tinggi di Kebumen? Semua sektor lemah di
atas berkaitan satu dengan yang lain. Ibarat jejaring, maka kerusakkan
atau robeknya jejaring akan mempengaruhi kekuatan dan struktur pada
jejaring tersebut. Oleh karenanya pembenahan secara sinergis dan
berkesinambungan diperlukan untuk menekan berbagai sektor rawan di atas.
Tingkat
penyakit HIV yang masih tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke
tahun harus menjadi keprihatinan tersendiri bagi aktifis masyarakat dan
pemangku kepentingan terkait. Di wilayah Kebumen yang relatif aman dan
kondusif secara sosial dan politik bahkan religius, ancaman nyata di
depan mata bahwa penyakit yang dulu hanya kita dengar menjadi ancaman
bagi penduduk urban (kota) saat ini telah menyerbu penduduk sub urban
(pinggiran). Tidak cukup hanya ceramah dan kotbah keagamaan untuk
membendung pola perilaku sex yang menyimpang hingga menghasilkan
pertumbuhan HIV yang signifikan. Perlu dilakukan pendidikan sex non
formal di masyarakat mengenai sex yang sehat dan perilaku sex yang
menyimpang. Kegiatan PKK dan penyuluhan dapat diisi dengan pembelajaran
sedemikian.
Terorisme
pun harus menjadi pokok perhatian baik bagi seluruh elemen masyarakat
khususnya para aparat. Dalam salah satu artikel saya memberikan
perspektif sbb: "Kita bisa membangun kewaspadaan masyarakat terhadap
aktivitas mencurigakan di sekeliling mereka terkait terorisme, khususnya
para pendatang baru. Pelaku terorisme memiliki tingkat survive
(bertahan hidup) yang tinggi, baik di wilayah urban (perkotaan) maupun
suburban (pinggiran). Penangkapan di tiga tempat bulan lalu (Bandung,
Semarang, Kebumen), teroris berada di lokasi pedesaan yang cukup padat
penduduknya. Oleh karenanya, pemangku jabatan lingkungan (RT dan RW)
maupun kepala desa harus memberikan berbagai penyuluhan dengan
melibatkan anggota kepolisian setempat untuk memberikan wawasan mengenai
antisipasi kegiatan teroris" (Terorisme: Sebuah Problem Ideologis, teguhhindarto.blogspot.com).
Marilah
bersama-sama membenahi berbagai sektor rawan di atas dengan melakukan
jejaring dan membentuk forum-forum pembelajaran non formal yang bersifat
analitis dan juga membantu peran pemerintah daerah untuk melakukan
pembangunan dan pembenahan serta bersinergi demi tercapainya Kebumen
yang lebih cerdas dan sejahtera serta berpengaruh bagi wilayah-wilayah
sekitarnya
Artikel ini pernah dimuat di mediaobsesi.com
http://www.mediaobsesi.com/berita-370-memetakan--membenahi-sektor-rawan-di-kebumen.html
0 Response to "EMETAKAN DAN MEMBENAHI SEKTOR RAWAN DI KEBUMEN"
Posting Komentar
follow my twitter @akhmadraauf
yang punya blog wajib comen langsung comen back
yang follow blogku langsung di comen back
comen disini bebas